• Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
Friday, January 8, 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Studio Aksara
-18 °c
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
No Result
View All Result
Studio Aksara
No Result
View All Result
Home Puisi Pembaca

PUISI UNTUK PARA KORUPTOR : KUMPULAN SAJAK BERTEMA KORUPSI

by Rini Nurulsetyo
October 15, 2020
in Puisi Pembaca
4
PUISI MELAWAN KORUPSI
0
SHARES
9.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis

  1. Chairul Ichwan
  2. Nurinda Wahyu Dian Pangestuti
  3. Diah Li Hasanah
  4. Kukuh Sri Prihatin
  5. Murni Cahyani
  6. Yuyun Noviatun Wahyuni
  7. Kian Panggah Priambodo
  8. Frida Nur Aini
  9. Fauzan Hidayat
  10. Ika Nur Fitriani
  11. Intania Safitri
  12. Desty Rachmawati
  13. Arya Satria Pratama
  14. Rizka Yuldanesia
  15. Suci Hartanti
  16. Lutfi Masruroh
  17. Selviani
  18. Anis Arrohman
  19. Rizky Mei Rahmawati
  20. Yakutatul Cafidhloh
  21. Danang Afriana
  22. Sofi’aturif’ah
  23. Dewi Purwati
  24. Tiffani Hapsari
  25. Novaliana Ardani
  26. Yunita Desilia

Kontes Karaoke Online - Yogyakarta Oktober 2020
baca juga : Kontes Karaoke Online – Yogyakarta Oktober 2020

Para pendiri negeri ini

Jangan merenggut ekonomi kami

Pesan ini oleh para berdasi

Yang tak tau diri

Inikah negeri kleptokrasi

Semakin tahun semakin tak
teratasi

Haruskah seperti ini

Yang hanya mementingkan
kekuasaan dan pribadi

Rakyat jelata hanya bisa
menangis miris

Menangis menadahkan tangan

Namun tidak diperdulikan

Bagaimana nasib bangsa ini

Tanyakan saja pada mereka
yang tak mengerti bangsa ini?

Hancur, hancur , hancur

Bila orang berdasi terus
seperti itu

Haruskah kita melawan tanpa
lesu

Atau bayangkan tanpa kata
seakan akan

Tak ada api di meja politik

Kekuasaan hanya dijadikan
nafsu belaka

Aroma duniawi membuat mereka
lalai akan tugas

Lalai dari
tanggung jawab

Memang
itu yang bisa kau perbuat

Lari dan
lari

Padahal
kau punya pemerintah

Buat apa
pemerintah itu

Ya
pemerintah hanya mainan bonekamu

Dan
pion-pionmu

Atau
para bidak-bidakmu karena

Kau
memerintah seenak egomu

Tanpa
pikirkan akibatnya dulu

Ini
negeri kita bukan hanya negerimu

Karena
uang kini kau lupa tujuan

Dengan alasan ide iblismu

Kau iming-iming kebahagiaan

Hartamu, uangmu,

Dan kau pun semakin gila jabatan

Karena uang kau lupakan sumpahmu

Tanpa pedulikan yang di bawahmu

Semua orang pun menggeleng

Dan sambil berkata kau pengkhianat

Itulah sebutan yang pantas untukmu

Tapi kami tak inginkan sebutan itu saja

Kami ingin kau binasa

Atau mati hidup-hidup

Karena semua meronta

Hati kami terbakar

Kepala kami membara

Seperti bom yang akan meledak

Ya, meledak dijantungmu

Menyerah atau berhenti itu bukan kami

Karena semua kepalkan tangan berawal dari
nurani

Menjadikan kekuatan hancurkan tirani

Menyerah apa maksudmu
menyerah kami bukan manusia lesu

Bukan manusia yang tak punya
marah membara

Bukan manusia tanpa otak yang
tak tau apa-apa

Sebab kami berpegang teguh
pada kalian

Tidaklah hatimu pilu melihat
raungan si miskin

Mengapa yang kau risaukan
hanya kursi empukmu

Wahai pejabat dan wakil
rakyat

Lihatlah raungan kami yang
rindu keadilan

Keadilan yang telah hilang
negeri ini

Keadilan yang hanya berpihak
kepada tikus berdasi

Kami hanya ingin keadilan
bukan kemewahan

Kemewahan yang kau rampas
dari rakyat jelata

Nyanyian yang kau
koar-koarkan hanya penenang belaka

Janji yang kau utarakan hanya
omong kosong

Tak perdulikah engkau akan
kami

Yang menanti janji manismu

Jangan kau utarakan janji
yang takan kau tepati

Janji yang hanya akan membuat
luka untuk si miskin

Si miskin yang rindu akan
keadilan

Keadilan yang sudah
tidak  ada lagi di negeri ini

Rindu akan kemakmuran yang kau rasakan

Ingin rasanya hidup sederhana

Seperti tikus berdasi

Tikus berdasi yang tak terhormat

Coba kau piker

Bagaimana hidup sengsara

Bagaimana rasanya

Sungguh malang nasib negeri kita

Suap, sudah menjadi tradisi negeri kita

Mau jadi apa negeri kita ini !

Wahai para koruptor

Dengarlah rintihan kami

Suatu saat kami pasti bisa

Memberantas kau !

Dan melihat catatan hitam

Seakan taka da problema dalam
negri

Tak ada kesan penyesalan
diraut muka

Yang ada hanya rasa bangga

Berdiri tegak menentang
angina

Waktu berjalan sesuai arah
jarum jam

Tapi cita-cita bangsa tak
sesuai rencana

Jika masih ada yang duduk
manis dibangku kekuasaan kebanggaan

Bermandikan madu haram

Dan terlena akannya

Sebelum masa depan menyapa
anak bangsa

Aroma cita-cita kemakmuran
tak lagi tercium wangi

Bak bunga mawar dipinggir
taman

Dan hanya ada tanda tanya

Ketika bicara tikus berdasi

Wahai penguasa, pejabat dan wakil rakyat yang
terhormat

Tidakkah hatimu pilu bila melihat fondasi
bangunan rumahmu yaitu negaramu hancur

Tidakkah hatimu pilu bila  melihat kekayaan negara dikorupsi
beramai-ramai untuk keuntungan pribadi

Tidakkah hatimu pilu bila aparat semakin hari
lebih memilih hanya memperhatikan ketebalan dompet sendiri daripada jiwa
melayani bagi masyarakat dan bangsa

Tidakah hatimu pilu bila tidak ada aparat yang
berani berkorban untuk mengatasi permasalahan di masyarakat  tetapi malah membuat permasalahan sebagai
komoditas yang mampu diperdagangkan di bawah meja

Tidakkah hatimu pilu bila dana pembangunan
bangsa dan negara khususnya bagi rakyat miskin dikorupsi secara berjamaah

Tidakkah hatimu pilu bila dana yang dipakai
untuk kesehatan masyarakatdinusantara khususnya bagi rakyat miskin disunat
secara masal dari atas ke bawah

Tidakkah hatimu pilu bila dana pembangunan
bangsa dan negara khususnya bag rakyat miskin dimakan oleh koruptor baik yang
kelas kakap maupun kelas teri

Mengapa yang kau cemaskan hanya kursimu yang
empuk, kasurmu yang tebal, egoisme hatimu yang senantiasa seperti serigala
mencari mangsa, dan pikiran yang serasa ingin selalu menguasai dunia

Wahai penguasa, pejabat dan wakil rakyat yang
terhormat

Masih banyak jutaan, puluhan juta dan mungkin
ratusan juta rakyat miskin di negri ini

Meski mereka semua bisa kau tipu dengan suara
yang bisa dikarang indah

Tetapi hati nurani para pahlawan bangsa yang
sudah berjuang dengan darah dan keringat sejak bangsa ini selalu dijajah

Tidak akan bisa kau tipu

Mereka sedang menangis darah melihat masa depan
bangsa pelan-pelan hilang oleh nafsu dan hasrat kekuasaan di atas
segala-galannya

Oh, bangsa Indonesia

Sungguh malang nasibmu mempunyai pemimpin yang
tidak layak menjadi pemimpin

Tikus-tikus
berdasi…
Kau gerogoti rejeki rakyat negri
meski kau berpakaian rapi
tapi tak malu telanjang hati
Porak-porandakan negri
Tumbangkan cita Proklamasi

Rakusnya tikus-tikus berdasi…
Buat miris hati ini
lihat rakyat mini
ratapi nasip tak silih berganti

Tikus-tikus berdasi…
jangan racuni hati pemuda kami
jangan hancurkan masa depan negri
hanya demi kepentingan pribadi

Pemberantasan tak pernah henti
Tapi mengapa tetap jaya di sini
Wahai tikus-tikus berdasi!

Jangan
hancurkan negeri ini !

Rakyat menderita dan sengsara akan hidupnya

Para tikus berdasi seketika menjadi kaya raya

Mereka jadikan beton bak krupuk yang renyah

Aspal mereka makan mentah-mentah bak nasi
padang yang sangat menggoda

Keringat rakyat mereka jadikan air soda
penghilang dahaga

Rayat bekerja keras tak kenal lelah

Air mata rakyat mengalir begitu derasnya

Para tikus berdasi terbahak seolah ada
pertunjukan komedi yang sangat lucu

Tak ada rasa bersalah dengan apa yang mereka
lakukan pada rakyat yang telah memilihnya

Pemimpin lanjut menjarah hasil yang bukan
haknya

Meraka bermain seenaknya digedung parlemen

Mengubah segala yang bukan hak mereka menjadi
sesuatu yang halal

Rakyat hanya bisa meratap penuh penyesalan

Penyesalan yang tak bisa terbayarkan oleh
keserakan para lakon parlemen yang sangat serakah

Wahai
para penguasa dan pejabat di Republik ini.

Mereka
yang berpakian rapi.

Yang
mengandalkan profesi.

Mereka
yang selalu berdasi.

Ternyata
yang membodohi.

Negara
Indonesia adalah negara hukum.

Hukum
tak seperti di negri orang.

Pantaskah
jika para korupsi di beri hukuman berbulan-bulan atau seumur hidup saja ?

Korupsi
merugikan uang Negara yang jumlahnya milyaran bahkan triliunan.

Sepantasnya
hukuman para korupsi adalah hukuman mati.

Karena
korupsi melahirkan generasi terkini.

Untuk
menjajah negri sendiri

Rintihan rakyat meminta hak mereka

Ketika lelah dan tetesan keringat tak dihargai

Dimana hati sang perampas lembaran berharga

Lembaran yang bukan hak mereka

Apakah hati kalian sudah mati ?

Apa kalian tak merasakan tangisan

Kami tak meminta kedudukan

Hanya hak yang kami minta

Tikus berpangkat dan berpakaian rapi

Lihatlah kami yang tak berdaya

Jangan kau siksa kami dengan lelah tak
berhatimu

Kami sudah lelah dengan hidup kami

Jangan kau tambah dengan kelakuan tak bijakmu

Jangan kau kotori Negara ini dengan sikap
kepalsuanmu

Negara ini butuh kejujuran bukan kebohongan

Tolong jangan nodai Negara ini dengan semua
kebohongan dan sikap kejimu itu

Karena Negara ini Negara hukum bukan panggung
sandiwara

Dimana
kesejahteraan kita

Yang
kini semakin tak merata

Mana
janjimu wahai para penguasa

Yang
berjanji  akan mensejahterakan rakyatnya

Bangsaku
kini hancur

Hanya
karena ulah para orang tidak jujur

Para
korupsi kini kian menyukur

Kau
pembuat bangsaku hancur

Rakyat
kecil hanya bisa berdo’a

Dan
menanti kehidupan yang nyata

Yang
terusik pejabat Negara

Yang tak
punya hati untuk para rakyatnya

Tega berkhianat
kepada para bawahannya

Korupsi
dinegeriku kini merajalela

Dulu
negeriku makmur

Kini
semua hancur dan terkubur

Mimpi
Negara kau gempur

Dengan
keserakahan hati yang telah mengapur

Para
koruptor yang terhormat

Dulu
kalian pejabat yang terhormat

Pandai
sekali kalian berkhianat

Dengan
menyelewengkan amanat rakyat

Apakah kau pantas disebut wakil rakyat

Sedangkan kau tega menghisap keringat rakyat

Kau tega menyayat hati rakyat

Kau tega mengkhianati rakyat

Apakah kau tak sadar kau dulu mengemis hak
pilih

Kepada mereka yang terkadang sebenarnya enggan
memilih

Kau merintih-rintih  agar terpilih

Dengan sejuta rayuan belas kasih

Sadarkah kalian 
bertopeng dua

Manis didepan penguasa tertinggi Negara

Manis didepan para rakyat yang hatinya terluka

Karena itu ulahmu jua koruptor negara

Kalian tak pantas ada didunia ini

Kalian tak pantas menikmati hidup ini

Seharusnya kalian diberantas saja dari bumi
pertiwi

Atau dihukum mati.

Apa kau
patut disebut pahlawan

Apa kau
patut disebut sebagai matahari untuk semua orang

Apa kau
patut sebagai contoh untuk bangsa ini

Apa aku
patut memberikan kau tepuk tangan dengan sejuta kemeriahan

Aku sebagai
penerus bangsa ini malu

Aku malu
aku malu

Aku
terdiam melihat semua kenyataan menjijihkan ini

Aku muak
untuk semua ini

Aku
hanya bisa merasakan kejadian menjijikan ini dengan senyum sinisku

Apa kau
tidak memikirkan rakyat bangsa ini

Apa kau
tidak memiirkan anak cucumu kelak

Apa kau
tidak berfikir kedepan untuk membangun bangsa ini

Apa kau
tidak malu dengan pakainmu yang rapih

Apa kau
tidak malu dengan memakai seragam kebesaranmu beserta dasi indahmu

Apa kau
tidak malu dengan mereka yang tampil sederhana tapi memikirkan masa depan negri
ini

Apa kau
memikirkan masa depan bangsa ini

Apa kau
benar-benar tidak berfikir

Apa kau
hanya asik dengan  dunia gemerlapmu yang
penuh dengan kemunafikan semata

Apa kau
tak pernah berfikir atas yang kau perbuat untuk bangsa ini

Apakah
kau tidak pernah terlintas dibenakmu untuk membangun bangsa ini

Apa yang
ada dikepalamu hanya ada barisan  kertas
berwarna merah

Apa
hanya itu yang kau fikirkan wahai penjahat dengan memakai dasi indahmu itu

Siapa lagi???

Oh zaman edan…

Kapan engkau akhiri sebuah kemunafikan

Dan keangkara murkaanmu ini

Karena hidup ini terhimpit

Dengan sebuah 
adegan

para penghianat negri

Para 
tikus-tikus berdasi

Hari ini terbuka mata kita

Keluar dari kubangan

Yang ngeri ini

Arena 
korupsi ini

Mata batin kita jadi penyelamat

Untuk 
nilai-nilai  integritas bangsa

Untuk 
menyelamatkan negri

Dari hilangnya rasa kebangsaan

Siapa lagi kalau bukan kita pengemudi
keselamatan

Siapa lagi kalau bukan kita penjeguk hati bagi

Hati-hati yang mati…!!!

Hati- hati yang mati….!!!!

Dimana letak cinta tanah airmu ?

Dengan bangga kau menodai bangsamu sendiri

Dengan kepala tegak kau merampas uang rakyatmu

Wakil rakyat yang penuh dosa, ingatlah kepercayaan kami

Kepercayaan kami yang telah kami  beri

Kepercayaan kami yang telah kau ingkari

Rakyatmu menjerit mengungkapkan,

Ah, indonesiaku telah ternoda,

Wakil rakyat yang kami percayai itu telah merusak
ideologi bangsa Indonesia

Tak berkemanusiaan, hatinya telah mati

Hati nuraninya telah mati

Apa yang akan kau pertanggung jawabkan dengan negerimuini
?

Tahta, jabatan dan harta yang kau punya masih tak cukup

Berhentilah, bersikap bodoh itu hanya akan
menyengsarakanmu

Pikirkan rakyatmu, ingatlah indonesiamu

Mau jadi apa Negara ini?

Negara penuh dengan dosa

Korupsi berkeliaran dimana mana

Siapa yang akan bertanggung jawab dengan semua
ini

Hai para pemuda Indonesia

Kalian penerus bangsa ini

Jaga Negara ini dengan kejujuran

Musnahkan koruptor Negara ini

Hai para pemuda Indonesia

Jika kalian penjabat di negara ini

Jadilah pejabat yang bisa dipercaya dan
tanggung jawab

Sayangilah rakyat rakyatmu

Jangan kau makan uang mereka

Berikanlah yang terbaik untuk rakyatmu

Tau kah
kamu kami disini kelaparan

Menangis
kedinginan

Merasakan
perihnya penderitaan hidup

Kau yang
berbaju rapi, berdasi merah

Coba kau
lihat kami disini

Betapa
dekilnya kami dengan baju bolong bolong

Coba kau
lihat betapa keringnya kami karena menahan lapar dan terkena sengatan matahari

Kau
bilang kau kan adil

Kau akan
beri pekerjaan layak untuk kami

Tapi apa
nyatanya

Kau
justru grigit uang Negara yang berasal dari kami

Kau
kikis harta kami hanya untuk kepentinganmu !!

Indonesia
malu dengan adanya kamu wahai tikus elit !

Kau tak
hanya grogoti dan kikisi harta kamu

Tapi kau
juga sia-siakan kami saat di gedung ber AC!!

Kau
bilang wakil rakyat

Tapi tak
mewakili kami

Dimana
hati nuranimu wahai penguasa ??

Wahai penguasa, pejabat dan wakil rakyat

Mungkin mereka semua bisa kau tipu dengan suara
yang bisa dikarang indah

Sebenarnya siapa yang disebut korupsi itu,

Aku..kamu, mereka ha ha ha

Semua bisa berkorupsi dengan tipu suara

Yang dikarang indah,

Ya, kekuasaan sudah kotor

Bagaimana rakyat dibawahnya mau bersih ?

Dimana mana korupsi beroperasi

Hingga kaulah jadi yang menguasai

Lalu aku bertanya kepada ibuku

Lawan korupsi atau korupsi ?

Tikus
Berdasi ???

Kau
bagaikan penyelamat bangsa

Berlaku
manis, bermulut manis

Seakan
kau peduli akan bangsa ini

Seakan
kau tak mau bangsa ini hancur

Tapi ,,,

Dibalik
semua itu

Kau
adalah pengkhianat bangsa

Kau yang
menghancurkan bangsa ini

Kau
mengambil hak-hak rakyat

Untuk
kepentinganmu sendiri

Tanpa
memikirkan akibatnya

Tanpa
memikirkan rakyat jelata

Mengapa
kau melakukan semua itu

Dimana
hati nuranimu

Wahai
tikus berdasi ???

Ketika manusia tanpa daya menanti sebuah
untaian harap

Harapan yang seakan-akan semu

Penantian harap yang seakan menjadi mimpi
belaka

Harapan dari manusia tak berhati

Kapan harap menjadi nyata ?

Kapan merdeka menghampiri kami ?

Kami yang ingin merdeka

Merdeka dari siksa manusia tak berhati

Wahai manusia tak berhati

Tak kau sedihkah melihat tangisan anak tak
berdosa

Tak kau menangiskah melihat manusia
meraung-raung akan kebahagiaan

Kebahagiaan yang kau rampas dari tangan kecil
kami

Bukan hanya tikus berdasi tapi tikus berpangkat

Yang membuat ulah tak berhati

Yang merubah suka menjadi duka mendalam

Wahai tikus berpangkat kembalikan hak kami

Berdoalah jika memang jalannya seperti itu,

Indonesia ku yang kini tlah berubah

Menjadi negara yang penuh dengan koruptor

Memamng sangat memprihatinkan

Menjadi urutan kedua di dunia bukankah seharusnya kita malu ?

Kenapa kita mengikuti langkah para koruptor itu

Sampah-sampah masyarakat dan Negara

Memporak-porandakan ke stabilitas ekonomi Negara

Membolak-balikan fakta kemiskinan penduduk

Memanipulasi pendapat Negara untuk memperkaya diri sendiri

Untuk perut mereka !

Seharusnya kalian malu dan membantah mereka

Tapi, kenapa kalian mengikutinya

Mengikuti hal yang salah

Hai, kalian, masyarakat Indonesia

Tegakan kepala kalian, lindungi bangsa ini

Brantas dan tolak korupsi semampu kalian

Jangan mau kalah dengan mereka para sampah masyarakat

Orang rendahan yang mengaku bahwa dirinya terpandang

Padahal mereka yang merusak nama bangsa ini

Dan bersembunyi dibalik layar, melepas tanggung jawab mereka

Lalu menikmati hasilnya…

Kau ingin itu ingin ini

Kau ingin kesan ingin kemari

Semua bisa terpenuhi

Dengan kebanggaan hati mu

Dengan harta kebangganmu

Tanpa kau sadari keegoisan diri

Lihatlah kami

Setai hari tenaga kami kerahkan

Hanya untuk sesuap nasi

Kau tak perduli dengan kesengsaraan kami

Di otakmu hanyalah fikiran untuk korupsi

Apa kau tak mendengar

Isak tangis miskin terdengar di segala penjuru

Perihnya luka dalam raga

Karena krisis ekonomi kami

Kami butuh kejujuran

Kami butuh hidup nyaman

Wahai kau koruptor

Jaga kehormatan bangsa ini

Kami butuh pertanggung jawaban atas segala
tindakanmu

Kami berlindung pada tanah pertiwi ini juga
tanggung jawab mu

Korupsi
tidak memandang  jabatan dan bawahan

Topeng
apapun tidak akan bisa menutupi bangkai korupsi

Sepintar
apapun orang bersandiwara

Pasti
akan berakhir juga

Untuk
apa anak-istrimu kau beri

Jika itu
hasil korupsi

Itu
hanya menambah derita dihati

Untuk
masa kini dan masa nanti

Dengan
kejamnya kau makan darah-darah orang lain

Demi
hidupmu yang megah ini

Tak  selamanya kemegahan engkau nikmati

Hingga
ajalmu menjelang nanti

Wahai  benih-benih penerus negri ini

Kobarkan
semangat dan berantas korupsi

Demi
indonesiaku tercinta ini

Aku siap
berjuang dan mengabdi

Negeriku yang malang

Rakyatku yang menderita

Koruptor yang merajalela

Itulah kepiluan yang tiada akhir

Di sini

Aku terpaku dengan tatapan kosong

Melihat , meratapi dan menangis

Tiadakah rasa iba kepada mereka

Para petani yang bekerja dengan basah keringat

Para nelayan yang berlayar diantara lautan deru

Para pedagang kecil yang gigih menjual
dagangannya

Walau tak seberapa upahnya

Namun lagi-lagi aku bertanya

Kenapa para pejabat dengan mudahnya

Mengambil uang yang bukan haknya

Sedangkan rakyat kecil harus bersusah payah

Kerja keras

Banting tulang

Dengan keringat yang bercucuran

Kenapa ?

Tentu engkau memiliki pengetahuan yang luas dari
rakyat kecil

Namun kemanakah imanmu ?

Dimanakah nuranimu ?

Hingga kau buta akan semuanya

Yang kau lihat hanyalah uang

Yang kau inginkan hanyalah kesenangan

Tanpa kau perdulikan kesengsaraan rakyat

Wahai
para koruptor

Tiadakah
engkau

Wahai koruptor

Ganti makananmu dengan nasi putih

Jangan makan hak kita

Lihatlah anak bangsa ini

Dengarlah rintihan kami

Apa engkau tak tau??

Payahnya hidup anak negri ini

Membanting tulang

Demi ingin mengais sesuap nasi dan pendidikan

Bangga kau melihatnya?

Kamu banga dengan apa yang kau dapat

Kau hanya duduk manis

Uang-uang kami kau poroti

Tapi ingat

Suatu saat kami pasti bisa

Memberantas kau

Tutuplah matamu,hatimu,bahkan telingamu

Tutuplah tutup ….

Janganlah kau dengar kicauan oraang diluar sana

Jangan kau lihat celoteh mulut yang bergumam

Dan jangan kau pikirkan tentang celoteh dan
kicau sindiran yang begitu merdu

Agar kau puas akan keserakahanmu dan  nafsumu

Bahkan kau tak pernah berfikir betapa beratnya
akan baju berdasimu itu

Berat apaa ?

Ingatkah kau,berat yang kau pikul adalah
tanggungjawabmu

Semua sirna menjadi sebuah dosa besar yang kau
perbuat

Kau rampas hak orang lain, kau rebut rezeki
mereka

Kaupun tega memakan darah dari saudara kau
sendiri

Kau juga tak perduli berapa banyak peluh yang
mereka keluarkaan untuk semua hasil itu

Tega nian kau yang berada di atas singgah sana
tuan

Apakah kau tak pernah berfikir azab yang akan
datang menghampirimu

Azab yang senantiasa melambai-lambai bak nyiur
yang gemulai ,

yang tanpa kau rasa kian hari kian mendekatimu

Kelak 
setiap detik,menit ,jam dan setiap saat kesalahnmu akan menghantuimu

Merasuki dirimu membuat gila pikiranmu
jiwamupun akan resah wahai tuan

Kau harus tahu 
karena setiap perbuatan akan ada balasannya

Segerelah sadar wahai tuan diatas singgah sana

Bahwa 
hukuman yang akan kau terima di dunia fana ini belumlah seberapa

Hukuman dari-Nyalah yang lebih berat dan
menyakitkan

Dan itulah hukuman yang sebenarnya wahai tuan

Sudah kau terima didunia masih kau terima pula
diakhirat azabmu

Wahai tuanku sadarlah ,sadarlah segera

Agar Yang Maha Kuasa segera mengampunimu dan
membimbingmu menjadi makhluk yang lebih baik dan mulia

Wahai
penguasa yang tidak merasa berdosa

Enak nya
engkau menikmati harta yang melimpah ruah

Hidup
bagai seorang miliader yang merdeka

Dengan
tahta yang disandingnya

Kau
berjalan tegak ke depan tanpa menoleh ke belakang

Kau
berjalan tanpa malu dengan berbagai selogan yang dijanjikannya

Kau
adalah wakil seruan suara kami wahai sang petinggi

Tapi
mengapa kau menyengsarakan hak kami

Kami
rakyat kecil hanya dapat menangis dikesembunyian malam

Ingin
rasanya kami membrontak dengan kalian wahai para koruptor

Yang
hidup bergelimangan harta dan tahta hasil keringat rakyat

Tahukah
kau para koruptor.

Hak
rakyat telah diambil oleh mu

Kebahagiaan
dan senyuman rakyat telah dihilangkan oleh mu

Rakyat
sebenarnya telah marah dengan perlakuanmu

Rakyat
ingin membunuhmu wahai orang tak merasa berdosa

Tapi
kami sadar kau lah pemimpin kami

Wahai
penguasa bangsa sadarlah akan kewajibanmu

34

Kebahagiaan
rakyat adalah kewajibanmu

Hidup mu
dari rakyat dan seharusnya untuk rakyat

Wahai
para penguasa bangsa

Sadarlah
akan kewajibanmu membahagiakan rakyat

Sadarlah
dengan perilaku mu yang salah

Kami
rakyat sangat mendambakan hidup sejahtera dengan hak yang semestinya

NEGARA KITA BUTUH ORANG SEPERTI
APA?

N.S

Malam
itu aku duduk di atas pasir

Dan
kulihat ada seorang pria

Pria
tua katanya

Rambutnya
putih, giginya ompong, kulitnya sudah keriput

Ia
berkata:

Aku
adalah orang tua bekas pemangku rakyat

Pernah
duduk di atas singgahsana

Namun,
aku terbuang oleh perilaku Makar

Mungkin
INDONESIA tak butuh orang sepertiku

Yang
jujur dan tak doyan kekuasaan

Aku
hanya Ratu Adil

Pengabdi
masyarakat

Tapi,

INDONESIA
butuh orang seperti mereka

Pemerintahan
yang suka akting

Pemerintahan
yang suka duduk di singahsana

Lalu
dipuja

Akulah
penguasa negeri

Dan
apakah benar indonesia butuh orang seperti mereka?

Pemerintahan
yang suka makan uang rakyat

Pemerintahan
yang suka kolusi

Pemerintahan
yang suka nepotisme

Pemerintaham
yang suka menerima amplop merah

Uang
Khawe, uang dengar, uang tutup mulut,
uang diam, uang tinta

Pungli,
mel-melan, salam tempel, amplopan, apel malang, semangka, pelumas

Nyatut,
JPS, TST

Lalu,
pemerintah yang suka melihat rakyat menangis

Rakyat
mati kelaparan

Rakyat
mati tak mampu beli obat

Atau
anak-anak kecil yang jadi pengamen

Lalu
dianggap sebagai sampah masyarakat

Mereka
disalahkan karena menjadi sampah masyarakat

Orangtua
mereka disalahkan karena tak mampu mendidik

Orangtua
disalahkan karena mengeksploitasi anaknya

Sementara,
untuk tidur mereka masih berpikir tidur di mana?

Untuk
makan, mereka makan dengan apa?

Dan
masihkan ini salah mereka

Ini
salah pemerintah

Mereka
yang memakan jatah makan orang-orang miskin

Mereka
yang memakan jatah pendidikan orang miskin

Jelas,
mereka itulah yang disebut tikus-tikus berdasi

Mereka
Maling di negeri sendiri

Tikus-tikus
kantor yang menyukai uang semir

Seperti
sosok Anggoro yang disebut kadal blingsatan

Seperti
Nazarudin sosok parasit negeri

Benarkah
bumi kita untuk dijadikan ladang subur bagi sang tikus, parasit, cicak, kadal,
dan sekutunya?

Negeri
ini tubuh dari ras, suku, yang berbeda

Kemudian
menyatu dengan darah untuk merdeka

Kenapa
sekarang dihancurkan dengan para penindas rakyat

Tidak…
kamu adalah jawabanya

Kamu
adalah kuncinya

Moralmu
adalah gemboknya

Kamu
pemuda penerus bangsa

Mari
kita singsikan lengan kita, lalu terjun dan binasakan mereka!

MAGELANG,
07/12/16

https://rajaview.id/F0yx2QzzeYdOajbWfVFmW8a9jhfzZrg57u3kDL9K
Rini Nurulsetyo

Rini Nurulsetyo

Next Post

OBROLAN SINGKAT TENTANG CINTANYA PADA BUMI

Comments 4

  1. Situsalternatif says:
    7 months ago

    Alternative Links to Official Internet gambling Sites

    Now in an all-sophisticated era, everyone can access the internet very easily.

    Until now many free games that can be enjoyed by everyone,
    one example is online gambling games. With the appointment regarding gambling that used to be
    only on property, now an online system made it very effortless for many gambling players to channel their interests in the world regarding online gambling.

    When a person want to play gambling which can be now online program.
    You’ve kept to learn typically the characteristics of trusted on the internet gambling
    sites. Why will be that? Because in the particular online world there are still online
    gambling sites that will cheat.

    Meaning of Alternative Hyperlinks
    An alternative link will be a link provided by simply a trusted
    online gambling broker to prevent blocking when you
    want to enter or access their site.

    How to Get Option Links
    When you already know the meaning of different links, we will give some steps to get alternative links:

    1. You can look at the key internet gambling sites.

    Usually these people will provide alternative link info for their site.

    2. The second step is to be able to be able
    to directly contact Livechat, you can directly ask typically the customer service on obligation
    3. You can notice an alternative link to your trusted online betting
    site through the listing of on-line gambling sites below.

    Reply
  2. judi poker says:
    7 months ago

    Marvelous, what a blog it is! This web site provides useful information to us, keep it up.

    Reply
  3. Minda says:
    6 months ago

    Do you mind if I quote a couple of your articles as long as I provide credit
    and sources back to your webpage? My blog site is in the very same area of interest as yours and
    my visitors would truly benefit from a lot of the information you provide here.
    Please let me know if this alright with you. Thanks a
    lot!

    Reply
    • admin says:
      9 hours ago

      sure

      Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://shopee.prf.hn/l/ryqjXNn

Recommended

Puisi Karya Joko Pinurbo

1 year ago

EMAK

1 year ago

Popular News

  • PUISI MELAWAN KORUPSI

    PUISI UNTUK PARA KORUPTOR : KUMPULAN SAJAK BERTEMA KORUPSI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget music.
SUBSCRIBE

Category

  • ARTIKEL SASTRA
  • Gurindam Indonesia
  • Mantra Indonesia
  • Pantun Indonesia
  • Pantun Modern
  • Perjalanan
  • Puisi
  • Puisi Indonesia
  • Puisi Pembaca
  • Sosial Media
  • Syair Indonesia
  • Uncategorized

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

No Result
View All Result
  • Home Studio Aksara
    • Sosial Media
    • Perjalanan
  • Puisi
    • Kirim Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Syair
    • Pantun

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In