• Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
Friday, January 8, 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Studio Aksara
-18 °c
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
No Result
View All Result
Studio Aksara
No Result
View All Result
Home Puisi Pembaca

PUISI MELAWAN KORUPSI

by Rini Nurulsetyo
December 23, 2019
in Puisi Pembaca
1
PUISI MELAWAN KORUPSI
0
SHARES
43
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis

  1. Hermawan
    Effendi     
  2. Nina Riswati                      
  3. Nia
    Febiana Ramadhani 
  4. Eka
    Lestari
  5. Ahmad
    Gusoli
  6. Lisa
    Nur isnaini
  7. Arif
    Wicaksono
  8. Siti
    Ma’rifatun
  9. Vinly
    Indar Wati
  10. Vivi
    Andeswari
  11. Fuad
    Amrin Masduk
  12. Mukh.Topan
    Ali
  13. Affan
    Nur Fattah
  14. Reysantia
    Anjang Desti
  15. Anggoro
    Setyo Priatmoko
  16. Janna
    Atika Nur Afifah
  17. Jihan
    Musvitasari
  18. Marvi
    Akbar Iswanto

  •  

Korupsi

Seakan  hal
biasa di negeri ini

Sang tikus berdasi yang lupa diri

Termakan nafsu tanda peduli hati nurani

Dulu kau tebar janji seribu janji

Kau agungkan kata sejahtera bagi kami

Tapi, sekarang Kau makan uang kami

Tanpa rasa dosa di hati

Mau jadi apa negeri ini?

Jika para penguasa terus begini

  •  

Tor…. koruptor

Binatang cerdas yang pandai bersekutu dengan sipir
penjara

Bermandikan uang dari keringat rakyat jelata

Hati nurani sudah tidak dipakai lagi

Akan hancur bersama negeri ini

Merdeka? inikah yang kau maksud? Sudah tak terdengar
lagi tidak kah kau lihat?

Tidak kah kau rasakan? Engkau mengambil hak rakyat
kau menari diatas derita

Koruptor yang semakin berani membuat sang rakyat
jelata menderita

  •  

Koruptor…

Yaa, kau memang pantas disebut tikus negara

Tikus yang berwajah tampan, berdasi dan terlihat
menawan

Serta mulut manismu yang telah membuat para jaksa
lemah tak berdaya

Kau yang asyik, menikmati dan terlentang tertidur
pulas diantara tumpukan uang para rakyat yang tak berdosa

Ingin  rasanya
kulempar kau dalam BUI kegelapan

Koruptor…

Apa yang terlintas dipikiranmu dengan jiwa rakyat
jelata?

Apakah kau hanya memikirkan jiwa tamak

Jiwa yang bangga dengan fannanya dunia?

Tanpa memikirkan jiwa rakyat yang menjerit menderita
karena ulahmu

  •  

Lihatlah rakyat kecil menderita karena terdzolimi

Kepercayaannya telah kau racuni

Haknya telah kau curi

Kami tahu IQ mu tinggi

Sekolahmu sampai luar negeri

Apa gunanya hanya untuk membohongi kami

Wahai tikus berdasi

Apa dengan masuk jeruji besi kau akan sadarkan diri?

  •  

Tentu tidak!

Andai engkau tau betapa menderitanya kami

Mungkin engkau sedikit membuka hati

Tapi hanya secuil dari kalian yang bisa membuka hati

Yang lain kapan mau sadar,perbuatan kalian merugikan
kami.

Apakah dengan mati baru engkau sadar?

Sekarang silahkan saja engkau bersenang-senang
dengan harta sementara yang bukan milikmu itu..

Suatu saat engkau akan merasakan seperti kami,susah
di dunia dan di akhirat

Karena perbuatanmu…!

  •  

Hal inikah yang kau inginkn?

Rakyat menangis kelaparan, anak-anak berenang dalam
lautan sampah demi sesuap nasi

Kemana? Kemana jutaan janji yang kau
gembor-germborkan dari sudut kota hingga pelosok desa?

Sudah lupakan kau dengan janjimu?

Kemana hati nuranimu?

Wahai para petinggi negara, apakah popularitas
menjadi tujuanmu?

Dan kekuasaan menjadi segala-galanya bagimu

Singgahsana sperti inikah yang kau siapkan dan kan
kau tempati dineraka nanti?

  •  

Secercah harapan indah dulu…akan kehadiranmu
disinggahsana

Kini hilang!!! Hancur!!! Pupus!!!

Setelah kau dengan bangganya kenakan rompi oranye
bersama koloni-kolonimu

Aku tak peduli dengan macam-macam sebutanmu itu

Yang aku tahu koruptor adalah sampah negeri ini!!!
Bedebah negeri ini!!!

Mereka harus lenyap dari bumi pertiwi

Janji-janji manismu yang dulu begitu akhurat

Kelak akan kau pertanggung jawabkan di akhirat

  •  

Dulu kau umbar 1001 janji manis

Seolah-olah akan kau kabulkan

Tapi apa yang terjadi sekarang

Kau biarkan rakyat menangis

Terombang-ambing dalam ketidakpastian

Untuk pertanyakan

Kemana kami harus menuntut hak kami ?

Karena yang terjadi sekarang uang adalah segalanya
Bahkan dengan egomu kau rampas hak kami

Kau hancurkan harga diri bangsa hanya demi kekuasaan

Mengapa engkau hidup di negeri ini ?

Di mana hatimu wahai tikus berdasi ?

  •  

Kita.

Ya kita, yg kata mereka hanya rakyat jelata. Kita
akan membereskannya, bukan hanya dengan kata, tapi dengan cinta jua.

Biarkan waktu yg akan berbicara.

Lewat hembusan angin malam, yg masuk melewati
celah-celah jendela kacanya.

Sekali lagi biarkanlah waktu yg akan berbicara. Ia
selalu tau, bagaimana cara mengungkapkan apa yg tak terungkapkan. Mereka telah
berjanji, lewat puisi.

Yang telah masuk pembuluh nadi, yg akan mematri  dan membuka mata hati nurani.

  •  

sosok yang menjadi contoh di masyarakat

Apakah sosok tersebut pantas disebut sebagai contoh

Sosok yang hanya bisa memakan uang rakyat

Tanpa berfikir panjang demi untuk kesenangan diri

Apakah tidurmu nyenyak?

Dihantui rasa bersalah akan semua hal yang kau
perbuat.

  •  

Wahai
pejabat dan wakil rakyat

Bukankah
kalian pernah berjanji

Apakah
janjimu hanya karangan indah untuk melabuhi kami

Kalian
memang lebih cerdas dengan kelicikan-kelicikan yg tinggi

Tidakkah
kalian tahu penderitaan saudara-saudara kami

Dari
sabang-merauke ada ribuan bahkan puluhan ribu rakyat miskin

Mereka
kelaparan dan butuh tempat tinggal

Tidakkah
kalian bersyukur dengan bayaranmu wahai pejabat dan wakil rakyat

Begitu
naif,begitu naif dengan nafsu duniawi semata

Oh
Tuhan bantulah saudara-saudara kami dan negara kami lepas dari orang-orang yang
tidak bertanggung jawab.

  •  

Masih
pantaskah kau untuk kami hormati.

 Haruskah kami berbangga hati, memiliki pejabat
seprtimu di negri ini.

 Kau rebut,kau rampas senyum di wajah rakyatmu

 Kami tidak butuh orang pintar kami hanya butuh
orang jujur.

  •  

Entah
apa yang ada di pikiran mereka

Para
koruptor yang berkuasa

Yang
menghalalkan segala cara

Untuk
kesenangan diri mereka

Menghabiskan
uang negara

Menyengsarakan
kehidupan bangsa

Dan
tidak peduli terhadap nasib kita

Tapi
kita tidak akan diam saja

Kita
harus bangkit dan terus bersama

Untuk
melawan para tikus negara

Ayo
lawan dan hancurkan

  •  

Wahai
Pemimpin

Ku
lihat isyarat tak bermakna

Tangisan
bahkan rengekan kesengsaraan

Bukan
mall – mall menjulang tinggi berdiri

Tapi
ilmu pengetahuan kita pertahankan

Lihatlah
pemimpin!

Kulit
keriput penghuni jalanan

Ekonomi
dijatuhkan

Nanar
hati

Nanar
perasaan

Dibutakan
oleh kekayaan

Kau
berjanji

Kami
percayai

Terlihat
jelas sorot lensa penuh harap

Seketika
hati tersambar petir

Merobek
– robek urat nadi

Saat
jiwa dihianati janji

Janji
kesejahteraan bukan permainan

Ibarat
robot tanpa nyawa

Tertindas
kemiskinan

Tergerus
keserakahan

Serasa

Angin
berhenti bernapas

Sukma
jiwa pun tenggelam

Menangis
hati di iris kepedihan

  •  

Negara
telah memberikan semua untukmu

Namun
apakah kamu telah memberikan apa yg dibutuhkan negara

Wahai
pewaris bangsa ..

Wahai
para penerus bangsa ..

Hindarilah
korupsi..

Dekatkanlah
kejujuran disanubari kita

Bila
habis gelap terbit terang

Maka
akan terjalin

Hilang
korup terbitlah kemakmuran

  •  

Meski
kita sendiri tau

Menghapus
kejahatan ini

Tak
semudah menghapus kata

Diatas
lembaran kertas

Tapi
kita, pemuda bangsa

Generasi
penerus negara

Kita
harus yakin

Dengan
hati yang mantap

Genggamkan
tangan bersama

Kita
melangkah maju

Maju
dari keterpurukan

Yang
telah lama menghantui bangsa ini

Bersama
kita bisa

Bersama
kita kuat

Melawan
hantu-hantu negara

  •  

Tak
ada lagi kata “ya”

Tapi
katakan “tidak”

Tiada
tirani lebih kejam daripada yang diabadikan di bawah perisai

Musuh
dari musuh yang korupsi adalah iblisku

Lebih
baik mati berperang korupsi

Daripada
mati tertindas korupsi

  •  

Apa
yang sedang terjadi

Di
negeri ini

Seolah
tak mampu

Untuk
mengakhiri

Penindasan
dan perampasan

Seakan
hal yang biasa di negeri ini

Penindasan
yang dilakukan oleh mereka

yang
hanya menurut  pada nafsu setan

Ya…
ya … ya …. Korupsi…

Entah
sampai kapan akan terus terjadi..

pemimpin
yang kita percayai..

justru
ingkar janji.

janji
untuk mensejahterakan kami..

tapi….

Apalah
yang terjadi..

kau
makan uang kami..

kau
rampas hak kasmi..

mungkinkah
engkau sudah tak punya hati

buta
atau memang tak punya mata..

serakah…Bedebah…Sampah…

Kau
hanya mengutamakan harta

dan
tanpa berdosa

kau
ingkari janji

janji
yang begitu manis diawal

dan
hanya menjadi omong kosong ya tak berguna ..

https://rajaview.id/F0yx2QzzeYdOajbWfVFmW8a9jhfzZrg57u3kDL9K
Rini Nurulsetyo

Rini Nurulsetyo

Next Post
PUISI MELAWAN KORUPSI

MARI LAWAN KORUPSI

Comments 1

  1. Pingback: MARI LAWAN KORUPSI - Studio Aksara

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://shopee.prf.hn/l/ryqjXNn

Recommended

PANTUN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

1 year ago

EMAK

1 year ago

Popular News

  • PUISI MELAWAN KORUPSI

    PUISI UNTUK PARA KORUPTOR : KUMPULAN SAJAK BERTEMA KORUPSI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget music.
SUBSCRIBE

Category

  • ARTIKEL SASTRA
  • Gurindam Indonesia
  • Mantra Indonesia
  • Pantun Indonesia
  • Pantun Modern
  • Perjalanan
  • Puisi
  • Puisi Indonesia
  • Puisi Pembaca
  • Sosial Media
  • Syair Indonesia
  • Uncategorized

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

No Result
View All Result
  • Home Studio Aksara
    • Sosial Media
    • Perjalanan
  • Puisi
    • Kirim Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Syair
    • Pantun

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In