• Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
Friday, January 8, 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Studio Aksara
-18 °c
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
No Result
View All Result
Studio Aksara
No Result
View All Result
Home Puisi Puisi Indonesia

Puisi Lasinta Ari Nendra Wibawa

by admin
November 27, 2019
in Puisi Indonesia, Uncategorized
0
0
SHARES
61
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Puisi:

PELAJARAN MENDESAIN

berangkatlah dari tumpukan masalah

tanya tanpa jawab yang melimpah

bayangkan sebagai garis-garis patah

tanganmu pena warna darah

rumuskan satu per satu kriteria

runutkan dengan hukum fisika

sebab teknologi yang telah ada

berawal dari gerak benda sederhana

seperti pesawat dari gerak burung

seperti helikopter dari kecapung

seperti kapal selam dari lumba-lumba

seperti robot dari manusia

uraikan kembali benda-benda jadi

yang mulanya sendiri-sendiri

semisal beton bangunan tinggi

kemudian rancang sebuah rakit

berapa bambu yang diapit

panjang tebal tali yang melilit

menantang arus paling genit

lepas rakit sampai muara

catat waktu yang tertera, tepat ketika

tali putus oleh gesekan dua benda

bambu-bambu tercerai

sebagai sebuah efek berantai

sebagai rujukan mengkalkulasi

berapa lama waktu garansi

demikian alam menjelma lahan terbuka

tempat menggali pengetahuan tanpa koma

kau memanggul cangkul berbendera

menyiapkan ladang angka-angka

Teknik Mesin UNS,  2010

PESAN IBUNDA

adalah senyummu, yang kali pertama menyambutku, di antara

pijakkan kaki di muka bumi yang mulai layu. topangan tanganmu,

adalah ranting kokoh bagi tunas-tunas baru. adakah yang lebih

mesra dari panggilan cinta bermuatan rindu, yang meluncur indah

dari bibir bersuara merdu? sementara cuaca garang dan kejam

memainkan waktu, ia tetap teguh tanpa sedetik pun melepasmu.

: tak serupa mahoni, yang melepaskan daunnya satu-satu.

kusandarkan air mata dalam setiap denyut luka dan kecewa,

sewaktu usia mulai menapak masa remaja. tapi kau merangkumnya

menjadi sebentuk telaga, di mana aku belajar berenang kali pertama.

cobaan hanyalah sekumpulan air telaga, ananda. tangan dan kakimu

yang akan menentukan tubuhmu agar leluasa mengapung di atasnya.

demikian pesan yang senantiasa aku jaga, ketika musim mulai

meniupkan kabut-kabut putus asa.

menjemput dewasa, kau mengantarku sampai stasiun

mimpi. dengan wajah berseri, meski keringat mengalir tanpa

henti. membekali peta kehidupan yang tak mudah aku cari, entah

di bangku sekolah maupun perguruan tinggi—yang pinggiran,

maupun yang mematok label harga mati. dan meski garis senja

mulai bermukim di rambut dahi dan pipi, kau berkeras

mengantarku sampai gerbong kereta api. memelukku erat,

sembari membisikkan kalimat-kalimat suci.

Surakarta, 2010

HIKAYAT SEBUTIR MUTIARA

apa yang kau harap dari sebutir pasir

yang mudah diusir angin meski semilir

diterbangkan lalu dijatuhkan di atas laut

terombang-ambing ombak pasang-surut

hingga perjalanan serasa mengasingkan diri

menuju kedalaman laut yang penuh misteri

dan celakalah bagi sekawanan tiram

yang tak waspada hingga aku bersemayam

di dalam cangkangnya

menimbulkan perih luar biasa

hingga terlihat betapa merananya ia kini

yang tak memiliki sepasang tangan dan kaki

yang tak mudah mengusir rasa sakit ini

tapi dengan bantuan liurnya yang licin

menumpuklah segala ingin

dengan sabar aku dibalut air liurnya

agar tergelincir keluar dengan sendirinya

hari, bulan, dan tahun-tahun pun berganti

pamitku adalah pertanda perih terobati

dan aku pangling sewaktu mematut diri

warna kulitku menjadi kian semarak

tubuhku mulai berbentuk kian acak

aku mulai menjalani peran berbeda

menjadi sebutir benda yang cukup berharga

Yogyakarta-Jepara, 2012

GEAR

aku hanyalah pembawa pesan

dari mesin-mesin kendaraan

tempat menukar putaran bimbang

menjadi gerak lurus beraturan

adalah bukti aku membenci kesesatan

dalam setiap kilometer perjalanan

tak perlu sekali-kali kau bandingkan

antara daya masukan dengan keluaran

tak ada ihwal yang aku sembunyikan

tak ada pula niat memeras bahan bakar

selain ritual gesekan, yang menjadi mahar

sewaktu aku dan pasangan memulai ikatan

di mana rantai menjadi penghulu pernikahan

maka, mulailah kami menebar bibit kemajuan

lewat roda yang semula malas menjadi berjalan

melipat jarak yang membentang menjadi berdekatan

dan aku cukup senang hati menerima bayaran

meski hanya berupa cairan pekat berlendir hitam

yang menyulap bising menjadi rasa tenteram

begitulah riwayat hidupku yang sederhana

bersama pasangan yang teramat setia

sampai keriput dan retak mulai melanda

karena karat-karat yang melekat

karena perawatan yang tak rutin kami dapat

Surakarta, 4 Agustus 2012

TENTANG KARYA

: Yudhi Herwibowo

setiap karya membawa nasibnya sendiri, katamu.

aku termangu, sebab selama ini aku percaya bahwasannya

karya serupa uang saku. yang bisa menjelma ikan bakar, burgo,

tempe, atau tahu. serta alasan kenapa aku masih saja bertahan

di belakang bangku. mendengarkan riwayat angka-angka

yang katanya bisa mengubah nasibku-nasibmu.

dari dulu aku berharap kelak bisa membuntuti, meski jalan

pertama kita berbeda: aku puisi, kau fiksi. serupa membandingkan

kinerja mesin ketik dengan mesin fotokopi. mesin mana yang lebih

cepat merayu kata-kata agar lekas terjatuh dalam pelukan kertas.

dan kurasa anak kecil bisa menjawabnya dengan penuh

semangat, cepat, tepat, dan antusias.

telah kusalami aneka wajah karya, menjalin ikatan dengannya.

demi menutupi kecemburuanku atas kemesraanmu dengan fiksi

yang demikian kuatnya. adalah satu alasan kenapa aku menjelma

piranti teknologi all in one, meski selalu saja, masalah klasik

seperti batere yang lebih cepat terkuras akan selalu

menjadi kendala.

ah, kenapa baru sekarang aku merasa. bahwa idemu lebih gemuk

dan bertenaga, dari yang pernah aku sangka.

Surakarta-Jepara, 31 Juli-2 Agustus 2012

DOA YANG MEMANGGILKU KEMBALI KE PANGKUANMU

kurasa doamu adalah jalan bebas hambatan, saat kendaraan letih terjebak

arus kemacetan. membebaskan roda yang jenuh dengan persimpangan. dan menghidupkan kembali ketenangan yang sempat terampas oleh peluit tugas

dan pekerjaan. betapa kini album kenangan kerap mengisahkan, saat aku

tertidur pulas oleh belaian lembut tanganmu di atas pangkuan. menambang

kasih sayang dalam rimbun perhatian dan pelukan. serta percakapan

yang tak pernah usai menyirami tunas-tunas harapan.

lama kucumbui aneka warna peristiwa. yang datang menyapa dan

mengunjungiku tanpa jeda. melatih menjadi lelaki yang tahan iklim dan

cuaca. tapi aku tak pernah bisa sepertimu, bunda. sebab begitu rentan aku

terserang demam atau menggigil karena hujan yang kerap datang tiba-tiba.

betapa kini kusesali karena dulu tak sempat bertanya, bagaimana menidurkan

air mata ketika luka rajin datang mengetuk pintu rumah kita? haruskah aku

mengunci pintu rapat beserta jendela? ataukah lari lewat pintu belakang

lalu menghilang untuk sementara?

kini kusadari perjalanan menginjak dewasa tak semudah ucapan mereka.

yang kerap berdiri di atas mimbar dan alat pengeras suara. mestinya aku tak

perlu asyik memanjakan telinga. lewat dongeng dan petuah yang mudah diucap

tetapi sulit kaki menjalankannya. sebab pelajaran berharga lahir dari senyummu

yang selalu terawat dan tertata. meski aku kerap membawakan bingkisan keluh

kesah yang membuatmu terjaga lebih larut dari biasanya.

Surakarta, 29 Mei 2011

MENUNGGU KEKASIHKU, RAMADHAN

kutunggu hadirmu serupa lelaki yang lama menunggu kekasihnya di stasiun kota.

di tengah gegap gempita lautan manusia menunggu kereta cahaya. mungkinkah aku sempat menyalamimu saat kau merapat, cinta. seperti biasa, aku tak bisa berjanji untuk berdiri di bawah peron dan menggandeng tanganmu kala turun dari kereta. sebab aku tak pernah tahu sampai kapan napasku akan terus terjaga. aku hanya tahu rindu mengulang saat berebut oleh-oleh di pundakmu yang teramat menggoda—

yang dinanti oleh jutaan umat islam di seluruh pelosok dunia.

sungguh aku telah berjanji untuk setia padaNya. jauh sebelum aku menyapamu

untuk kali pertama. sebelum aku menyibukkanmu dengan tugas-tugas mencuci lumpur yang melekat di atas celana dan kemeja. hati dan jiwa. betapa dari lubuk hati aku ingin kembali menyemai mesra. merasakan jiwa yang hangat terbasuh pendar cahaya. merenung sejenak mengapa aku mudah terpana kilau lampu-lampu kota. bukankah hadirmu tak pernah lupa membawa cahaya seribu purnama, yang mengingatkan

kembali ritual menuju fitrah umat manusia.

kerapkali aku bertanya apakah kau merasa cintaku pamrih dan hampa, hanya

menyala ketika kau singgah di ujung retina. meski kerapkali kutegaskan bahwa aku

bukan tipe lelaki yang mudah main mata. tak perduli waktu kerap menyuguhkan ragam panorama yang banyak membuat orang terlena. jauh sebelumnya, kau bisa bertanya

pada para tetangga–yang lama bermukim pada kedua tanganku, cinta. maka, kelak

kau percaya, kesetiaanku tak hanya nampak saat kau hadir mengunjungiku saja.

sebab kesetiaanku serupa sujudku yang akan terus lahir meski hari tak lagi

menawarkan promosi pahala.


Kereta Senja Dok Mitch Goldman/RailPictures

Humaniora

Kereta Paling Sepi

30 October, 2019 WIB

IMG_1178

Humaniora

Martir: Buat Immawan Randi

27 September, 2019 WIB

Kota Ankara, Turki (Dok Business Traveller)

Humaniora

Dari Jendela, Kutengok Ankara

4 September, 2019 WIB

Tambah Komentar

Klik disini untuk memberikan komentar

  • Most Viewed
  • Most Commented

  • Haedar Nashir Membuat Saya Malu
  • Komandan Kokam Sleman Raih Emas Kejuaraan Panahan Asia
  • Haedar Nashir Kini Resmi Guru Besar
  • Kisah Hidup Empat Peserta Sumpah Pemuda
  • Ketua PP Muhammadiyah: Kabinet Hak Presiden, Bukan Watak Muhammadiyah Ributkan Jabatan
  • Segera Hadir SM Logistic
  • Suara Muhammadiyah Rihlah ke Bulan
  • Tausiyah Haedar Nashir dalam Jateng Bermunajat
  • Mencari Rezeki
  • Hukum Go-Pay dalam Aplikasi Gojek
  • Politik Sesaat Saudara Selamanya
  • Museum Rasulullah akan Dibangun di Indonesia

Kolom

Dok SM

Kisah Hidup Empat Peserta Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda dok foursquare

Refleksi Sumpah Pemuda: Dari Kaum Muda ke Generasi Milenial

Dok SM

Pesan Agama untuk Hidup Damai

Muchlas Abror (Dok Erik/SM)

Peran Dua Ibu

Ilustrasi

Money Politics, Kanker Ganas bagi Demokrasi

Puisi-puisi W HaryantoMas Joko RadaupKOMENTAR

https://rajaview.id/F0yx2QzzeYdOajbWfVFmW8a9jhfzZrg57u3kDL9K
admin

admin

Next Post

Puisi Mawie Ananta Jonie

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://shopee.prf.hn/l/ryqjXNn

Recommended

EMAK

1 year ago

Karya Puisi Arip Sanjaya

1 year ago

Popular News

  • PUISI MELAWAN KORUPSI

    PUISI UNTUK PARA KORUPTOR : KUMPULAN SAJAK BERTEMA KORUPSI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget music.
SUBSCRIBE

Category

  • ARTIKEL SASTRA
  • Gurindam Indonesia
  • Mantra Indonesia
  • Pantun Indonesia
  • Pantun Modern
  • Perjalanan
  • Puisi
  • Puisi Indonesia
  • Puisi Pembaca
  • Sosial Media
  • Syair Indonesia
  • Uncategorized

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

No Result
View All Result
  • Home Studio Aksara
    • Sosial Media
    • Perjalanan
  • Puisi
    • Kirim Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Syair
    • Pantun

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In