• Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
Friday, January 8, 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Studio Aksara
-18 °c
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
No Result
View All Result
Studio Aksara
No Result
View All Result
Home Puisi Puisi Indonesia

Puisi Handrawan Nadesul

by admin
November 27, 2019
in Puisi Indonesia
0
0
SHARES
104
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Karya puisinya yang ditulis sejak tahun 1967-2004 diterbitkan dengan judul Sajak-sajak Pergi Berjalan Jauh: Sekolahnya Dokter, Menulisnya Puisi, selain Kepada Alammater, Surat-surat Yang Tak Terkirimkan, Sajak-sajak Di Bawah Matahari.

Karya Puisi:

BANGGA AKU JADI RAKYAT INDONESIA

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Guru lapar masih tertawa
Anak makan tiwul lolos masuk universitas
Petani terus mencangkul meski pak camat ingkar janji
Tak menggerutu setengah hari antre cuma buat obat diare
Tak gusar berdesakan bayar listrik atau beli karcis kereta api
Sabar bikir KTP harus menunggu lurah pulang menjahir safari
Terima nasib punya karcis di bus berjongkok sampai pagi
Berpanas-panas di atap kereta api mereka tak sakit hati
Dicegat polisi belum tentu bersalah tidak berani marah
Merasa bernegara memang harus begini
Karena kelewat mencintai republik ini

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Kepada delapan puluh persen penduduk yang rajin bangun pagi
Yang tak selalu bisa pergi berobat setiap kalo nyeri uluhati
Hidup adalah memikul-mikul kayu bakar bukan buat sarapan nasi
Belum tentu baca koran atau nonton televisi
Tak iri orang kota masuk restoran sebulan gaji pegawai negeri
Tahu ada pejabat mengutil padahal duitnya lebih sepeti
Tak selalu ada makan siang namun tak memilih mencuri
Madep ngalor sugih
Madep ngidul sugih
Yakin kekayaan ada di dasar hati
Kalau mereka hanya diam karena teramat mencintai negeri seelok ini

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Melihat dosen bersekolah tinggi tak malu nyambi jadi sopir taxi
Profesor tak henti meneliti kendati pensiun tak cukup buat kalau sakit nanti
Guru besar naik KRL supaya kredit motor lekas terlunasi
Semua pasrah lowongan SMA diisi sarjana lulusan SMA jadi tukang cuci
Tak bersuara salah siapa demi ingin hidup terus terlakoni
Tak bertanya minyak dari bumi buat siapa kalau minyak tanah langka
Tak menggugat katanya gemah ripah tapi beli beras saja susah
Kalau mereka hanya termangu karena teramat mencintai bumi pertiwi ini

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Lebih setengah abad merdeka mereka tak minta hak istimewa
Berharap saja kapan anak-anak bisa makan pagi dan pergi sekolah negeri
Duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan sebaya di luar negeri
Doa orang tua tak mampu sekolah tinggi anak bisa menjadi orang berarti
Kalau mereka hanya tepekur karena teramat mencintai negeri sepenuh hati

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Masih gigih berjalan kendati kehilangan mendapat cukup makan cukup pangan
Tak ada dendam yang berjasa terabaikan yang mengabdi tersingkirkan
Tersaruk-saruk atlet veteran menjual mendali buat makan
Hujan batu di negeri orang karena emas di negeri sendiri tak memberi pekerjaan
Masih tekun menanti kapan di stasiun tempat bisa hidup pantas akan tiba
Kalau mereka masih tak bertanya tak berkata-kata
Karena teramat mencintai republik sepermai ini

Bangga aku jadi rakyat Indonesia
Masih tersenyum padahal sudah lapar sekali
Masih terdiam padahal sudah perih sekali
Masih menerima padahal sudah pilu sekali
Masih bertahan padahal sudah payah sekali
Belum menangis dari jatuh-bangun berkali-kali
Dibohongi berulang-ulang kali
Mereka kuat karena merasa hidup memang harus begini
Atau barangkali karena niscaya Gusti ora sare.

(Dari Antologi Sosial 51 Penyair Pilihan “Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia“, Kosa Kata Kita, 2012.) *

https://rajaview.id/F0yx2QzzeYdOajbWfVFmW8a9jhfzZrg57u3kDL9K
admin

admin

Next Post

Puisi Karya Joko Pinurbo

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://shopee.prf.hn/l/ryqjXNn

Recommended

EMAK

1 year ago

EMAK

1 year ago

Popular News

  • PUISI MELAWAN KORUPSI

    PUISI UNTUK PARA KORUPTOR : KUMPULAN SAJAK BERTEMA KORUPSI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget music.
SUBSCRIBE

Category

  • ARTIKEL SASTRA
  • Gurindam Indonesia
  • Mantra Indonesia
  • Pantun Indonesia
  • Pantun Modern
  • Perjalanan
  • Puisi
  • Puisi Indonesia
  • Puisi Pembaca
  • Sosial Media
  • Syair Indonesia
  • Uncategorized

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

No Result
View All Result
  • Home Studio Aksara
    • Sosial Media
    • Perjalanan
  • Puisi
    • Kirim Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Syair
    • Pantun

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In