• Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
Friday, January 8, 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Studio Aksara
-18 °c
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Gurindam Indonesia
    • Pantun Indonesia
    • Pantun Modern
    • Syair Indonesia
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures
No Result
View All Result
Studio Aksara
No Result
View All Result
Home Puisi Pembaca

MARI LAWAN KORUPSI

by Rini Nurulsetyo
December 23, 2019
in Puisi Pembaca
2
PUISI MELAWAN KORUPSI
0
SHARES
195
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis

  1. Siti
    Nuzulia Prihatin                           
  2. Restu
    Ulfa Hidayah                           
  3. Febrina
    Dwi S
  4. Muhamad
    Fatah Azhar                      
  5. Firdaus
    Al Aziis
  6. Atik
    Nurjannah
  7. Dewi
    Yuniar Sari
  8. Ma’rifatul
    Hidayah     
  9. Endah
    Lilojati
  10. Miftachul
    Chasanah
  11. Abi
    Setiawan                                     
  12. Yana
    Bagus Prasetya                         
  13. Riya
    Satul Afifah                   
  14. Chika
    Melati                                      
  15. Deny
    Andika Budi Kurniawan          
  16. Wijianti
    Saputri          
  17. Amelia
    Sara Falanta                           
  18. Apriliani                                             
  19. Resti
    Andriyani                                  
  20. Sri
    Hidayati                                        
  21. Diki
    Bayu Aji                                     
  22. Uus
    Fatmawati                                                                                   

Kau bilang Indonesia kaya akan segala hal

Namun kenyataannya…

Indonesia banyak sekali kekurangan

Banyak rakyat berbaju rombeng

Banyak anak kecil menangis menahan lapar

Semua ini disebabkan kau wahai tikus-tikus
berdasi!

Kau yang telah menyebabkan ini semua!

Kan ku sumpahkan kau kekal abadi di dasar
neraka

Siti nuzulia p

Koruptor tak tahu malu

Bagaimana tidak ?

Saat jutaan pasang mata
terfokus padanya

wajahnya

Silau ! ah mereka merasa
berkilau

Mereka beralibi

Memakai sehelai kain di kepalanya

Katanya terlihat suci

Memakai kopiah agar terlihat
bertakwa

Jemarinya menggoyangkan butir
tasbih

Yang sebenarnya menghitung
rupiah yang tersimpan rapi

Urat malu sudah tak ada lagi

Yang tersisa kini penebus
dosa yang tak berarti

Restu
Ulfa Hidayah

Dosa yang tak mungkin dapat dibayarkan

Hei para koruptor !

Ucapanmu memang tak sebanding dengan kelakuanmu

Kelakuan yang sungguh memuakkan

Tanpa rasa bersalah sedikitpun

Kalian para koruptor

Tanpa malu mengambil hak hak milik rakyat

Mengambil hak yang bukan menjadi hak kalian
dengan tidak berdosa

Lupakah kalian para koruptor ?

Atas apa yang telah kalian perbuat

Febrina
Dwi Sekarini

Seakan mereka larut atas
pangkatnya

Mereka lalai akan materi

Yang terbesit dipikiran
mereka hanyalah uang

Tanpa memikirkan rakyat kecil

Sadarlah koruptor

Tingkahmu bagai serigala
berbulu domba

Muhammad
Fatah Azhar

Wahai wakil rakyat

Engkau yang seharusnya membatu rakyat

Tapi engkau malah menjadi bumerang

Dirimu tega mengkhianati bangsa dan rakyatmu

            Lihatlah
bangsa ini

            Dengarlah
penderitaan rakyatmu

             Apakah kau tahu ?

            Payahnya
hidup anak negeri

Membanting tulang demi sesuap nasi

Apakah kau bangga melihatnya ?

Apakah bangga dengan apa yang kau buat ?

Dirimu yang duduk manis

            Uang-uang
kami kau poroti untuk kepentinganmu

            Sungguh
tak tau malu

Sifatmu lebih kejam dari seorang teroris

Dan jiwamu lebih rendah dari sampah

Firdaus Al Aziis

Koruptor

Apakah kau lupa dimana
janjimu

Kemana kau bawa amanahmu wakil
rakyat ?

Mungkinkah kau tuli

Mungkinkah kau buta

Iya

Kau tuli dengan jeritan
tangis rakyatmu

Kau buta dengan penderitaan
rakyatmu

Kemana kau dulu ?

Memimpin negeri dengan janji
suci

Koruptor

Kemana negeri ini akan kau
bawa ?

Nuranimu sudah tak nampak
lagi

Mata hatimu pun sudah mati

Sampai tega kau dustai
rakyatmu

Koruptor

Sungguh jiwa terangmu penuh
kegelapan

Senyumanmu adalah kepalsuan

Tak malukah kau dengan dunia

Biarlah keabadian yang
membalasmu

Atik Nurjannah

Sungguh teganya kau koruptor

Kau memang tak punya hati

Kau memang tak punya perasaan

Kau dengan bangganya merampas hak rakyat

Sungguh, aku tak menyangka

Yang katanya membela rakyat

Ternyata seorang koruptor

Sebenarnya apa yang kau banggakan ?

Apakah jabatan ?

Apakah kemewahan ?

Apakah itu yang kau banggakan

Apakah kau tau selama ini rakyat menderita
karena perbuatanmu

Apakah kau tau

Tentu saja kau tak mau tahu

Kau sibuk dengan ketenaranmu

Dewi
Yuniarsari

Kau begitu ngiler pada harta karun yang biasanya
menjadi pemanis dongeng anak-anak kecil

Bahwa segenap persolan  hendaknya dihadapi dengan iman.

Jangan menjatuhkan  rakyat karena kegilaanmu terhadap  harta.

Krisis ini dapat diatasi
dengan memberikan kepada Negara pimpinan yang dipercaya rakyat!

Oleh karena ini, merupakan
krisis demokrasi.

Maka perlulah hidup politik
diperbaiki.

Partai-partai mengindahkan
dasar-dasar moral dalam segala tindakannya.

Dengar para bangsawan
koruptor ..

Kami rakyau kecil harus
sering berkorban perasaan.

Harus bisa menahan  diri dan bersabar

Nasi Jagung, tiwul, oyek itu
makanan kami sehari-hari

Kami memimpin diri sendiri

Dalam masa krisis dimana
situasi bergulir dengan cepat

Keterlambatan dalam merespon,
yang membuat kami geram!

Negara ini sudah tua, lapuk
dan penuh dengan tikus

Kami hanya berharap …

Kelak ada pemimpin yang
memimpin rakyat dan  berani menghadapi
tantangan.

Ma’rifatul
Hidayah

Wahai para koruptor …

Enyah lah kau dari muka bumi
ini

Engkau hanya membuat susah
negara ini

Dengan ulahmu yang sangat
memalukan

Bagai belatung yang
menari-nari di atas bangkai

Dan rakyat kecil lah yang
jadi korbannya

Sadarlah …

Wahai koruptor

Ingat akan tugasmu dinegara
ini

Jangan hanya karna  kedudukan dan materi

Engkau lupa akan tugasmu

Kedudukan dan materi bukan
lah segalannya

Tapi tugas untuk membantu
rakyat kecil lah yang paling utama

Maka sadarlah wahai koruptor

Sadarlah …

Lihat .. lihat lah mereka
yang ada disekelilingmu

Mereka masih sangat
membutuhkan bantuanmu

Jangan hanya  memikirkan nasibmu saja

Sampai kau lupa akan nasib
mereka

Dimanakah  hati nuranimu..

 Engkau dan yang lainnya hidup dengan
bergelimang kemewahan

Sedangkan mereka hidup dengan
kekurangan

Endah Lilo Jati

Korupsi suatu hal yang keras!!! jika dihadapi
dengan keras pula maka akan hancur

Tak perlu lontaran hal yang keras untuk
membasmi korupsi

Puisi lantunan kata yang indah

Puisi lantunan kata yang tegas

Satu kata padat kan makna

Degan puisi ku ungkapkan smua rasa hingga
pemberontakan hati kulantunkan dalam puisi

Tak perlu keras ku sampaikan rasa ini

Cukup dengan kata yang lembut yang mengena hati

Berharap hati manis para koruptor akan terbuka
hingga punah rasa tuk berbuat

batil lagi

Ayo kawan sastra bermain kata tuk buka hati
para tikus berdasi

Miftachul
Chasanah

Dewan
Perwakilan Rakyat

Tapi tak
pernah merakyat

Kejujuran
terjual oleh uang

Hidup
bagaikan raja di atas budak

Hidup di
atas tangisan derita rakyat

Harta
membuat mereka lupa daratan

Tertidur
pulas ketika terjadi rapat

Membuat
pasal yang menguntungkan diri mereka

Rakyat
semakain menderita

Koruptor
semakin merajalela

Kata
orang negeri ini negeri hukum

Yang
kaya salah seolah tutup mata

Yang
miskin salah cepat cepat dipenjara

Abi Setiawan

Tikus-tikus berdasi…

Menebar senyum dibalik kepalsuan…

Tak kenal siang maupun malam…

Menguntit uang rakyat jelata…

Wahai, tikus-tikus berdasi…

Engkau diam-diam menggerogoti uang negara…

Tanpa kau peduli apa yang akan terjadi…

Yana
Bagus Prasetya

Wahai
para koruptor

Kau buat
hukum ini kotor

Kau
berbuat semaumu sendiri

Tak
pernah kau tau dan peduli

Rakyatmu
resah akibat ulahmu

            Koruptor pembawa bencana

            Kau selalu memberi janji setia

            Namun apa?

            Kesengsaraan rakyat melanda

            Di setiap sudut negara

Kau
berasa semua milikmu

Kau
berfikir semua hakmu

Dirimu kaku
dan tak pernah tau

Rakyatmu
yang selalu menyeru

Dengan
segala haru

Riya Satul Afifah

Kau bersenang senang dengan
hartamu

Kau membahagiakan keluargamu
dengan uang rakyat

Apakah kau tidak malu ?

Wahai koruptor

Ingatlah dibawahmu masih ada
rakyat sengsara

Hak kami bukan hak mu

Begitupula dengan uang

Uang kami bukan uangmu

Jika saja kau tau

Bagaimana sulitnya mencari
uang

Apakah kau masih akan tetap
korupsi ?

Chika Melati

Korupsi
oh korupsi

Lupakah
kau dengan janji palsumu

Dimana
letak nuranimu?

Koruptor
matilah kau

Denny Andika Budi K

Wahai
kau Dewan Perwakilan Rakyat

Sadarlah….

Berhentilah
memakan uang kami

Ingatlah
kami yang tak berpunya

Kerja
keras kami bekerja

Namun
kau yang menikmatinya

Siang
malam memeras keringat

Di bawah
terik dan hujan

Kami tak
peduli

Demi
sesuap nasi

Tapi kau
hanya berkacak pinggang

Di bawah
dinginnya suhu ruangan

Menikmati
jerih payah kami

Dan
berkata “Akulah Sang Penguasa”

Wijianti Saputri

Bait – baitnya seseorang menyala

Dalam ketidakpekaan si mulut manis berbisa

Ada yang mengerang

Air mata menggelinang

Berteriak tentang nasib yang terkekang

Si renta semakin bungkuk tanpa daya

Yang muda, benci di mata

Melihat kebengisan mereka

Tanpa meratapi si jelata

Janjinya hanya di atas kertas

Pengabdiannya hanya imajinasi tak berbekas

Tak bertindak, hanya suara saja yang berteriak

Menjajakan janji ke pelosok negeri

Di jamahnya wangi rupiah

Kenikmatan sebentar membuatnya gegabah

Tidak pula memikirkan yang merengek

Apalagi yang merayap di kekotoran jalanan

Tidak juga ketulusan di abdikan ke tulisan

Barang secuil tak menyentuh syair

Dengan puisi baiknya galakan anti korupsi

Karena tergelincir di kata tidak lebih baik

Daripada aksara yang tidak tertata rapi pada
puisi

Amelia
Sara Falanta

152110065

Koruptor semakin merajalela

Wahai para tikus berdasi

Ingatlah kami para rakyat miskin

Kami sangat menderita dengan ulahmu

            Enyahlah
kau dari muka bumi ini

            Kami
muak dengan janji – janji palsumu

            Kapan
kau akan sadar

            Akan
tingkah lakumu itu

Sadarkah dirimu tentang rakyatmu?

Mereka merintih dan menggerutu

Perutmu kenyang namun bukan hakmu

Dasar tikus berdasi tak tahu malu!

Apriliani

Korupsi,korupsi
dan korupsi

Korupsi
sekarang merajalela

Dunia
ini memang kejam

Penuh
dengan tikus tikus berdasi

Kau
sibuk dalam urusan dunia

Akhirat tak
kau pikirkan

Yang kau
pikirkan hanyalah korupsi

Dosa
yang kau perbuat begitu banyak

Dimanakah
letak imanmu kau sematkan

Kau
sudah lupa dengan janjimu

Ataukah
kau malah tak menghiraukan

Dirimu
itu sungguh mengecewakan

Ingatlah
kekayaan,kekuasaan itu hanya titipan

Kau
janganlah sombong

Ingatlah
dosamu itu yang menggulung tinggi

Kau
memang sungguh tak tahu malu

Resti
Andriyani

Inikah Negeriku,

Ditengah tengah bumi ini

Aku berdiri

Gerang, curam, tajam aku
jalani

Sebagai hidup dari janjimu

Yang kau elu-elukan dimukaku

Inikah negeriku

Negeri tak sedamai dulu

Kini kau hancurkan negeriku

Kebahagiaan kini terbelenggu

Korupsi menyerbu

Disini, rakyat kecil melihat

Apakah kau tidak malu ?

Akan segala tingkah lakumu

Engkau besar karena aku

Tapi kau menendangku dengan
sebelah mata

Kau lebih mengutamakan dirimu

Dan kau tinggikan jabatanmu

Tanpa memandang kehidupan
rakyat kecil yang merugi

Sri
Hidayati

152110069

Korupsi, korupsi, korupsi

Negara belum terlepas dari kata Korupsi!

Negara terisolasi bandar judi

Hingga Semua oknum Korupsi

Pedagang saja korupsi, mengurangi bobot
timbangan

Apalagi pejabat ? merusak bobot negara

Baah !!

Seakan darah Pecundang telah menggrogoti Rakyat
ini

Makan hati meracuni nurani dibutakan oleh
gemilang harta rakyat

Lihat rakyat menangis

Menjerit, terinjak Tikus Berdasi yang
semena-mena

Kepada siapa Anak Negeri mengadu ?

Jika Pejabat negara tak sanggup menggenggam
kepercayaan

Jika suara kami tak lagi dihiraukan

Sadar Sadarlah

Indonesiaku Tanah Air yang malang

Sampai kapan kau akan terlena?

Sadar sadarlah

Anak cucu bangsa masih ingin menghirup nafas
lega

Mendengar kata Indonesia Sejahtera

Kau, aku, dia , mereka, kami, kita dan anda

Bhineka Tunggal Ika

Ayo musnahkan Korupsi

Lawan dedengkot negeri

Pecundang tikus berdasi

Pantas terbunuh mati

Diki
Bayu Aji

Tuhan…

Berikanlah mereka kesadaran…

Kesadaran atas apa yang mereka perbuat…

Perbuatan yang tak pandang bulu…

Tak pandang ras maupun agama…

Tuhan…

Berikanlah mereka petunjuk…

Petunjuk ke jalan yang Engkau ridhoi…

Uus
Fatmawati

https://rajaview.id/F0yx2QzzeYdOajbWfVFmW8a9jhfzZrg57u3kDL9K
Rini Nurulsetyo

Rini Nurulsetyo

Next Post
PUISI MELAWAN KORUPSI

Koruptor Penguasa Negeri Ini

Comments 2

  1. Pingback: Koruptor Penguasa Negeri Ini - Studio Aksara
  2. Pingback: Entah apa yang ada di pikiran mereka Para koruptor yang berkuasa Yang menghalalkan segala cara Untuk kesenangan diri mereka Menghabiskan uang negara Menyengsarakan kehidupan bangsa Dan tidak peduli terhadap nasib kita Tapi kita tidak akan diam saja Kita h

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://shopee.prf.hn/l/ryqjXNn

Recommended

EMAK

1 year ago

Puisi Handrawan Nadesul

1 year ago

Popular News

  • PUISI MELAWAN KORUPSI

    PUISI UNTUK PARA KORUPTOR : KUMPULAN SAJAK BERTEMA KORUPSI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget music.
SUBSCRIBE

Category

  • ARTIKEL SASTRA
  • Gurindam Indonesia
  • Mantra Indonesia
  • Pantun Indonesia
  • Pantun Modern
  • Perjalanan
  • Puisi
  • Puisi Indonesia
  • Puisi Pembaca
  • Sosial Media
  • Syair Indonesia
  • Uncategorized

Site Links

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org
  • Home
  • Perjalanan
  • Sosial Media
  • Puisi
  • Pictures
  • Kirim Puisi
  • Puisi Pembaca
  • Upload Pictures

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

No Result
View All Result
  • Home Studio Aksara
    • Sosial Media
    • Perjalanan
  • Puisi
    • Kirim Puisi
    • Puisi Indonesia
    • Syair
    • Pantun

© 2019 JNews - Artikel seputar teknologi, digital marketing dan social media, Teknokreasi.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In