Kumpulan Puisi:
- Nyanyian Gaduh (1987)
- Matahari yang Mengalir (1990)
- Kepompong Sunyi (1993)
- Nikah Ilalang (1995)
- Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)
- Kill the Radio (Sebuah Radio, Kumatikan; edisi dwibahasa, 2001).
- Blencong (1995)
- Karikatur dan Sepotong Cinta (1996).
Puisi:
PLEDOI ULAT
mungkin mesti begini, ulatulat itu membangun kepompongnya. melipatlipat daun: percaya takakan direbahkan ke bumi, sebelum segala mimpi usai. kau sendiri kadang tertawatawa. hidup yang tapi ulatulat itu, abadi dalam kesederhanaan liur (1989) |
KEMATIAN KEPOMPONG
engkau ikut dalam arakarakan itu. menuju rumahcinta yang tak berpintu. aku yang mengusung dan kitagali liang buat dirisendiri. doadoa lupa dibacakan: tibatiba terucapkan amin yang berkepanjangan. engkau melayat: tubuhmu sendiri, tersesat, saat kita berdua minggir ke sudutsudut, dan bercakap kita berdua minggir. sampai tepi yang paling tepi. (1991) |
MEREKA MEMBANGUN SUNGAI
mereka membangun sungai pada kepalanya, kata seseorang, agar hanyut kalimatkalimat dalam fikirannya menuju bendunganbendungan yang ditunggui orangorang kosong. untuk memperebutkan rumusrumus dan kesimpulan yang mengasingkannya dari kemanusiaan, kata yang lain. agar tercipta makhlukmakhluk baru yang pongah dengan hurufhuruf dan angkaangka membungkus harinurani. sehingga bumi yang purba membangun kepompongnya pada kanvas sunyi, kata seseorang. agar orangorang meninggalkan arti debu, kata yang mereka membangun sungai, membangun mereka membangun sungai dalam fikirannya. dalam (1991) |
Comments 1